ARRRGGGGHHHH

ARRRGGGH

Rabu, 04 Mei 2011

SYAITAN DAN SEPAK TERJANGNYA

Syaitan, Sepak Terjangnya dan Kiat Menyelamatkan Diri Dari Tipu Dayanya
Penulis: Ustad Afifi Abdul Wadud (Makalah Studi Islam Intensif 2005 Mushola Teknik UGM)
Syaitan, sampai hari kiamat akan selalu menggoda bani Adam. Bahkan Alloh subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan manusia untuk menjadikannya sebagai musuh. Tulisan berikut (yang aslinya merupakan makalah kegiatan Studi Islam Intensif) akan membahas tentang makar yang diperbuat oleh syaitan dalam menggelincirkan manusia ke dalam jurang kebinasaan. Semoga Alloh melindungi kita dari setiap godaan syaitan…
Pergolakan Sepanjang Zaman Pergolakan antara iblis dan bani Adam terus berlangsung hingga terbitnya matahari dari sebelah barat. Sudah tak terhitung korban yang berjatuhan dan terus akan menunggu giliran siapa saja yang tidak waspada. Dendam kesumat iblis terhadap bani Adam membuat dia terus memasang ranjau-ranjau penjerat, seakan tak akan melepaskan buruannya. Itulah yang menjadi sumpah serapahnya, Alloh berfirman: “Iblis berkata,’Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”(QS. Al Hijr: 39)
Syubhat dan Syahwat, Ranjau yang Paling Berbahaya Syubhat dan syahwat senjata bermata dua yang telah membinasakan komunitas bani Adam. Dan inilah yang telah dibenarkan Alloh subhanahu wa ta’ala “Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman” (QS. Saba’: 20)
Dengan syubhat, iblis akan merusak pikiran manusia sehingga kabur dalam memandang kebenaran. Dengan syahwat, iblis akan merusak hati manusia, sehingga sulit mewujudkan amal saleh yang penuh dengan keikhlasan. Keduanya bertemu dalam satu titik kesamaan yaitu mengekor dan mengagungkan hawa nafsu.
Alloh berfirman: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Alloh membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Alloh telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya ? Maka siapakah yang akan memberikannya petunjuk sesudah Alloh (membiarkannya sesat) . Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran” (QS. Al Jaatsiyah: 23)
Korban pertama adalah Adam ‘alaihi salam, dengan jeratan syubhat yang bernuansa syahwat, “Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, ‘Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan pernah binasa ?” (Thahaa: 120)
Dan akan terus membidik sasaran-sasaran berikutnya dari bani Adam. Coba perhatikan hadits di bawah ini, betapa berbahayanya hawa nafsu bila telah menjalar di hati manusia.
“Dan akan muncul di tengah-tengah umat ini beberapa kaum yang hawa nafsu meresap di tubuh mereka sebagaimana virus rabies menjalar di tubuh penderitanya. Tidak tersisa urat dan persendian kecuali sudah dijalarinya” (HR. Abu Dawud, Ahmad, Ad Darimi, Al Haakim dan disahihkan oleh Al Albani)
Hadits ini merupakan penggalan hadits Iftiroq (perpecahan umat) yang sangat populer, hal ini menunjukkan bahwa sangat erat sekali kaitan antara perpecahan umat dengan mengekor hawa nafsu. Dan bila hawa nafsu telah menyetirnya, keadaannya akan persis dengan orang yang terkena rabies/penyakit anjing gila. Nah perhatikan di sini!! Betapa miripnya hawa nafsu dan rabies. Hawa nafsu mematikan jiwa dan fitroh, rabies membinasakan jasad menuju kematian.
Sebab Munculnya Syubhat Akar munculnya syubhat adalah perdebatan dan perbantahan. Melalui perdebatan dan perbantahanlah dilontarkannya berbagai syubhat. Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sesat suatu kaum setelah datang hidayah kepadanya kecuali dengan jatuhnya mereka dalam perdebatan, lalu beliau membaca ayat, “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu kecuali dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar”.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang Quraisy ketika dibacakan, “Sesungguhnya kamu dan sesembahan–sesembahan yang kamu sembah selain Alloh adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya” (QS. Al Anbiyaa’ : 98)
Maka orang kafir Quraisy membantah, bagaimana dengan sesembahan orang-orang Nasrani. Maka benarlah perkataan Al Imam Al Barbahari dalam Syarhus Sunnah-nya: “Dan ketahuilah bahwasanya tidak ada kezindiqan dan kekufuran, keraguan, bid’ah dan kesesatan dan kebingungan dalam hal agama kecuali berasal dari ilmu kalam, ahli kalam, tukang debat, tukang bantah, tukang protes serta kagum terhadap diri sendiri.”
Jelaslah dari perkataan beliau, bahwa bid’ah dan zindiq menyebabkan kekufuran, kesesatan, keraguan, serta kebingungan dalam agama. Dan ini ada pada ahlul kalam, tukang debat, protes dan bantah yang sering menelurkan pemikiran yang kontradiktif dengan agama, yang terkadang membuat terkecohnya orang awam, yang sebenarnya itulah syubhat.
Cara yang Sering Ditempuh ahlul ahwaa’: Mempertentangkan Al Quran dengan hadits Nabi
Rasul bersabda, “Jangan sampai aku mendapati salah seorang di antara kamu, yang sedang bertelekan pada sofanya, ketika datang kepadanya salah satu perkara dariku (hadits) dia katakan, ‘Saya tidak mendapatkannya ada dalam Kitabullah’ …” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Ketika Sa’id bin Zubair membawakan hadits lalu ada orang yang menyeletuk, “Sesungguhnya Alloh berfirman dalam kitab-Nya begini dan begini”. Maka kata beliau, “Aku lihat kamu mempertentangkan hadits dengan Al Quran, sedangkan Rasululloh lebih tahu tentang Kitabulloh” Mempertentangkan satu ayat dengan ayat yang lain Dari Abdulloh bin ‘Umar rodhiallohu ‘anhu beliau berkata, “Rosululloh mendengar suatu kaum sedang berbantahan tentang Al Quran. Maka beliau bersabda, “Bahwa umat sebelum kamu binasa karena ini; mengadu kitab Alloh satu dengan yang lain, padahal kitab Alloh itu saling membenarkan satu dengan yang lain, maka jangan kamu dustakan yang satu dengan yang lain, jika kamu tahu tentangnya maka katakanlah, bila tidak tahu serahkan pada yang tahu perkaranya” Bermain dengan ayat mutasyabih, yaitu ayat yang bisa memiliki makna ganda bisa ditarik ulur, hanya akan jelas bila dikembalikan pada ayat yang muhkam. ‘Aisyah mengatakan, “Rosululloh membaca ayat ini: “Dia lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Quran dan yang lain ayat-ayat mutasyabihaat. Adapun orang-orang yang hatinya condong kepada kesesatan maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat mutasyabihaat untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya kecuali Alloh” (QS. Ali Imran: 7).
Ketika membaca ayat ini beliau bersabda, “Jika kamu melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihaat mereka itulah yang Alloh maksud, maka hati-hatilah terhadap mereka.”
‘Umar mengatakan, “Akan muncul kaum yang mendebat kamu dengan ayat-ayat mutasyabih maka gempurlah mereka dengan As Sunnah karena Ashabus Sunnah lebih tahu tentang Kitabulloh”. Lihat kisah Subaigh yang dihajr/diboikot oleh Umar akibat mempertanyakan ayat mutasyabih.
Perhatikanlah:
  • Sesatnya mereka yang menolak seluruh sifat Alloh karena ayat Laisa kamitslihi syai’un
  • Berdalil dengan ayat atau hadits sembarangan untuk menguatkan hawa nafsunya
  • Berdalil dengan hadits dha’if maupun maudhu’ (palsu)
  • Mereka yang sangat mengagungkan akal/mendahulukan akal
  • Berlindung di balik kesalahan ulama’
  • Berpegang dengan makna bahasa semata
Inilah pintu-pintu syaitan yang telah mengantarkan lahirnya banyak syubhat.
Tenggelam Dalam Syahwat, Pelajaran Umat Terdahulu Alloh ta’ala berfirman, “Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang sebelum mereka (yaitu) kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, penduduk negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rosul-rosul dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata; maka Alloh tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” (At Taubah: 70)
Alloh ta’ala berfirman: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Alloh lah tempat kembali yang baik (surga)” (QS. Ali Imran: 14)
Nabi bersabda, “Dua perkara yang senantiasa membuat hati orang yang sudah tua tetap merasa muda : cinta dunia dan panjang angan-angan.”
Ini semua asalnya adalah pemberian Alloh sebagai karunia dan nikmat-Nya tatkala salah menempatkannya, karena untuk hawa nafsu penuh syahwat berubahlah menjadi petaka dan itulah yang diinginkan oleh syaitan.
Dua Pintu Penyelamat Itulah secara global perangkap syaitan dalam menjerat mangsanya, kebodohan dan ketiadaan takwa adalah pintu utama yang mengantarkan seseorang tenggelam dalam syubhat dan syahwat. Al Imam Ibnul Jauzi mengatakan, “Ketahuilah bahwa pintu terbesar masuknya iblis pada manusia adalah melalui kebodohan. Iblis masuk dan menjerat orang-orang bodoh dengan aman. Adapun orang yang berilmu tidaklah iblis bisa masuk padanya kecuali dengan cara halus dan sembunyi-sembunyi. Alangkah seringnya iblis menjerat ahli ibadah dengan sedikitnya ilmu mereka, mayoritas mereka sibuk dengan ibadah dan lalai terhadap ilmu” (Talbis iblis).
Dengan demikian penyelamat dari kebinasaan ini ada dua perkara :
  1. Ilmu, yang dengannya kegelapan kebodohan akan menjadi sirna
  2. Takwalloh (rasa takutnya kepada Alloh), dengannya akan bisa meredam gejolak syahwat
Inilah yang diisyaratkan oleh ayat dan hadits berikut: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang berilmulah yang takut kepada Alloh” (QS. Faathir: 29).
Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya dunia dan seisinya itu terlaknat kecuali dzikrullah dan mendekatkan diri kepada-Nya, orang ‘aalim serta orang yang belajar”.
Inilah dua pintu utama yang bisa mengantarkan hamba menuju keselamatan.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar